Nanoteknologi?

Assalamu'alaikum teman-teman...

Kembali lagi nih dengan aku hehe
Semoga gak bosan ya dengan tulisan aku, ya masih dibilang gak seberapa ini

Oke jadi pada pembahasan kali ini aku bakal bahas mengenai Nanoteknologi...

Mari check it out!!!

Sumber : Ayo Bandung

Mungkin kalian udah bisa dinilang sudah tidak asing lagi dengan teknologi yang satu ini, "Nanoteknologi". Nanoteknologi banyak sekali di serial-serial film seperti pada Marvel yang mana teknologi ini banyak dipakai oleh salah satu heroes MCU ini yaitu Iron Man, terdengar tidak asing bukan. Pada Iron Man, nanoteknolgi ini mulai dikenalkan pada serail film Avenger : Infinty War yang mana pada saat itu Toni Stark mulai mengembangkan dan membuat protipe untuk kostum Iron Man nya.

Sumber : Quora

Nanoteknologi atau teknologi nano saat ini semakin banyak digunakan dalam berbagai produk, seperti pada produk elektronik, obat-obatan, kecantikan, dan lain sebagainya. Akan tetapi, apakah teknologi nano itu? Teknologi nano adalah sebuah teknologi berbasis rekayasa material dengan skala nanometer (1-100 x 109) yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1959 oleh seorang fisikawan bernama Richard Feynman melalui presentasinya dengan judul “There’s plenty of room at the bottom”. Ide dari Feynman adalah tentang kemungkinan membuat rekayasa dan mengontorol materi dengan ukuran sangat kecil untuk membuat sebuah mesin yang berukuran sekelas dengan molekul. Pada saat Feynman menyampaikan idenya, kebanyakan orang mengganggap bahwa ide itu hanyalah sebuah lelucon. Akan tetapi 20 tahun kemudian, Erix Dexler mengembangkan dan menjelaskan secara lebih spesifik terkait konsep kontruksi sebuah mesin yang sangat kecil dari himpunan atom-atom. Dexler juga menggunakan istilah nanoteknologi secara independen dalam buku karyanya yang berjudul “Engines of Creation: the Coming Era of Nanotechnology”.

Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi optik dan mikroskopis, proses realisasi dari teori dan konsep teknologi nano menjadi semakin terlihat jelas. Hal ini didukung dengan penemuan sebuah alat yang bernama “Scanning Tunneling Microscope (STM)” pada tahun 1981 yang dikembangkan oleh seorang fisikawan Gerd Binnig bersama rekannya Heinrich Rohrer (IBM Research Laboratory). Penemuan tersebut membuka era baru bagi dunia teknologi nano. Alat STM dapat digunakan untuk memetakan permukaan material dalam skala nanometer dan memungkinkan adanya manipulasi atom serta molekul dalam menyusun struktur materi. Sejak penemuan tersebut, ilmu nanoscience menjadi perhatian para ilmuwan dan mengalami perkembangan yang cukup pesat hingga saat ini.

Pada nano teknologi, fisika yang digunakan bukanlah fisika yang kita rasakan sehari-hari, melainkan fisika kuantum. Mengecilnya ukuran sebuah material dari ukuran semula menjadi ukuran berskala nanometer, maka akan mengakibatkan sifat dan karakteristiknya juga berubah. Misalnya pada karbon. Karbon dalam wujud yang sering kita temukan atau wujud grafit pada pensil mempunyai karakteristik yang mudah sekali patah dan tidak keras. Akan tetapi, ketika karbon dibuat menjadi nanomaterial misalnya carbon nanotube (CNT), maka sifat mekanisnya akan berubah menjadi sangat kuat bahkan lebih kuat dari baja, dan menjadi lebih ringan serta elastisitasnya tinggi. Sehingga pada saat ini, CNT sangat banyak digunakan sebgai campuran untuk pembuatan serat polimer dan pembuatan beton. Selain itu, CNT juga memiliki sifat semikonduktor atau metalik dan bergantung pada struktur serta ukurannya. Transistor CNT berhasil dibuat pertama kali yaitu pada tahun 1998 atau setelah 7 tahun sejak NCT pertama kali ditemukan oleh lijima. Hingga saat ini, berbagai penelitian yang terkait dengan material nano berbasis karbon terus dilakukan oleh para peneliti dan diproyeksikan akan bisa menjadi masa depan dari industri elektronik.

Berawal dari karbon dalam penelitian teknologi nano, studi terkiat material nano terus dikembangkan pada material-material lainnya, baik material organik maupun material anorganik. Rekayasa pada material organik seperti partikel nano berbasis lipid, hingga saat ini banyak diaplikasi khusus pada pengobatan kanker pada bidang kedokteran. Sedangkan untuk partikel nano pada material anorganik, misalnya emas (Au) dan besi (Fe), hingga saat ini sudah banyak diteliti serta diuji keefektifannya dengan diagnosa dan terapi sel kanker. Kaeunikan dari karakteristik serta sifat dari material dalam skala nanometer menjadikan hal ini sebagai era baru bagi perkembangan teknologi. Teknologi nano tidak hanya menjadi terobosan bagi industri elektronik dan kedokteran, akan tetapi juga pada bidang lainnya seperti bidang energi terbarukan.

 


Jika artikel ini bermanfaat dan ada saran maupun masukan, silahkan tinggalkan komentar di kolom yang tersedia dan jangan lupa di share ya...

Sampai jumpa di update artikel selanjutnya, bye...



Sumber :

[1] https://unpar.ac.id/mengenal-lebih-dekat-dunia-nano-di-era-nano-teknologi/



Komentar

Postingan Populer